Samarinda – Anggota Komisi IV DPRD Kalimantan Timur, Ananda Emira Moeis, menyoroti pentingnya kerja sama antara pemerintah daerah, sekolah, dan orang tua dalam mencegah serta menangani perundungan di lingkungan pendidikan. Ia menekankan bahwa perundungan merupakan masalah serius yang dapat memiliki dampak negatif, baik secara fisik maupun psikologis, bagi korban, serta dapat memengaruhi karakter pelaku dan korban.
“Saya sangat menentang perundungan karena itu dapat melukai seseorang. Perundungan seakan menjadi bagian dari karakter. Saya berharap adanya perhatian dari pemerintah untuk menangani masalah ini, terutama di lingkungan sekolah, dan juga peran yang harus diambil oleh orang tua,” ungkap Ananda. Senin (13/11/2023)
Ananda berharap pemerintah dapat melibatkan pihak berwenang untuk melakukan konseling yang efektif terhadap pelaku dan korban perundungan, mengingat pengaruh lingkungan tempat tinggal terhadap perilaku mereka. Ia juga menekankan pentingnya peran orang tua dalam mengawasi dan mendampingi anak-anak di rumah.
“Diperlukan upaya pencegahan perundungan yang aktif dan sosialisasi yang intensif. Semua pihak harus bekerja sama, termasuk keterlibatan pemerintah dengan pembentukan tim satgas yang dapat mendampingi anak-anak di sekolah, di bawah naungan dinas pemberdayaan perempuan dan anak,” tambahnya.
Mengenai harapannya ke depan, Ananda berkeinginan agar sekolah dapat memainkan peran aktif dalam memberikan pendidikan dan pemahaman kepada anak-anak mengenai bahaya perundungan. Ia mendesak agar sekolah menciptakan lingkungan yang aman dan nyaman bagi semua anak.(adv/dprdkaltim)
Komentar