Balikpapan – Kalimantan Timur (Kaltim) akan menjadi salah satu produsen baterai untuk mobil listrik seiring dengan pembangunan smelter milik PT Mitra Murni Perkasa (MMP).
Fasilitas pemurnian nikel yang dibangun di atas lahan seluas 22 hektare di Balikpapan itu ditargetkan mulai berproduksi dalam dua tahun kedepan.
“Tahun 2025, kita targetkan sudah bisa produksi baterai. Harapannya kita mampu membangun green energy dan green baterai juga,” kata Direktur Utama PT MMP Adhi Mustopo dikutip dari akun Instagram Pemprov Kaltim, Selasa (12/9/2023).
Adhi menyebutkan Nikel Matte ditargetkan mencapai 27.000 metrik ton dengan kandungan nikel 78 persen. Sekadar diketahui, nikel matte adalah produk yang diperoleh dari pengolahan bijih nikel.
Nikel Matte mempunyai kadar nikel 78 persen sehingga nilainya lebih tinggi ketimbang feronikel yang hanya mempunyai kadar nikel 25-45 persen.
Sementara itu, Menteri Perindustrian Republik Indonesia (Menperin RI) Agus Gumiwang Kartasasmita mengatakan, pemerintah mendukung perusahaan.
Termasuk program produksi barang dalam negeri atau peningkatan penggunaan produk dalam negeri (P3DN) dan tingkat komponen dalam negeri (TKDN).
“Saya mengapresiasi PT MMP telah melakukan investasi hilirisasi Smelter Nikel Matte di Kariangau Balikpapan,” ucap Agus Gumiwang Kartasasmita usai melakukan peletakan batu pertama Smelter Nikel Matte di lokasi MMP Site Kariangau, Balikpapan Barat.
Agus menjelaskan, target utama pembangunan smelter adalah produk otomotif. Ketika pengembangan produksi dari hilirisasi Nikel Matte sudah terbentuk khususnya baterai, diperkirakan kebutuhan dan penggunaan kendaraan listrik pun meningkat.
“Jika semua berjalan. Pastinya, akan memberikan keuntungan tersendiri bagi produsen. Mulai dari pertambangannya, smelternya maupun perusahaan produksi baterainya,” ungkapnya.
Dalam peresmian pembangunan smelter MPP tersebut, Agus Gumiwang didampingi Wakil Gubernur Kaltim Hadi Mulyadi, dan Wali Kota Balikpapan Rahmad Mas’ud. (*)
Komentar