Samarinda – Anggota Komisi II DPRD Kalimantan Timur (Kaltim), Ismail ST, mengungkapkan keprihatinannya terkait kondisi nelayan di Kabupaten Kutai Timur (Kutim).
Hingga saat ini, nelayan di daerah tersebut masih menghadapi kesulitan dalam memperoleh bahan bakar minyak untuk kegiatan melaut, karena belum adanya stasiun pengisian bahan bakar untuk umum (SPBU) khusus yang produktif.
“Dalam melihat masalah dan nasib yang dihadapi oleh nelayan Kutim, kami merasa prihatin. Mereka tidak hanya menghadapi persoalan kemiskinan, tetapi juga sering mengalami kesulitan mendapatkan bahan bakar minyak khusus untuk melaut,” ujar Ismail. Senin (13/11/2023)
Ia menjelaskan bahwa Kutim memiliki sungai yang panjang, namun hingga saat ini belum ada SPBU khusus nelayan yang dapat memenuhi kebutuhan mereka. Selain itu, banyak spot penangkapan ikan yang sebelumnya digunakan oleh nelayan kini tidak dapat digunakan lagi karena terkena langsung oleh aktivitas perusahaan, seperti perusahaan pertambangan batu bara dan semen di Kecamatan Kaliorang.
Ismail menekankan perlunya dukungan dari perusahaan-perusahaan tersebut, agar mereka turut serta memberikan Corporate Social Responsibility (CSR) untuk membantu nelayan yang terdampak. Hal ini penting karena nelayan dibatasi untuk masuk ke wilayah penangkapan ikan akibat aktivitas perusahaan.
“Dalam hal ini, kami meminta kepada pemerintah daerah, baik kabupaten maupun provinsi, untuk memberikan perhatian serius kepada nelayan. Kami berharap adanya upaya menghadirkan 2-3 SPBU khusus nelayan yang produktif di Kutim,” tambahnya.(adv/dprdkaltim)
Komentar