oleh

Unmul, BPDPKS dan IPB Gelar Workshop Teknologi Karbonisasi Tandan Tandan Kosong Sawit di Samarinda

Habarnusantara.com, Samarinda – Institut Pertanian Bogor (IPB), Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS), dan Universitas Mulawarman (Unmul) menggelar workshop untuk mahasiwa di Hotel Bumi Seyiur, Kamis (11/7/2024).

Kegiatan workshop ini bertujuan untuk mendorong proses karbonisasi Tandan Kosong Kelapa Sawit yang tepat dan efisien, memberikan informasi karakteristik dan potensi Biochar (Karbon) tandan kosong kelapa sawit sebagai Soil Conditioner untuk meningkatkan kesuburan tanah dan efisiensi pemupukan pada perkebunan sawit, memberikan gambaran manfaat ekonomi, sosial, dan lingkungan terkait pemanfaatan Biochar tandan kosong kelapa sawit, serta memberikan gambaran estimasi penurunan emisi CO2 melalui pemanfaatan Biochar sebagai Soil Conditioner pada perkebunan kelapa sawit.

Adanya workshop ini juga diharapkan dapat menambah wawasan bagi petani kelapa sawit dan pabrik CPO terkait potensi dan manfaat Biochar dari tandan kosong kelapa sawit.

Tandan Kosong Kelapa Sawit yang berlimpah ini perlu diolah menjadi produk yang memiliki nilai tambah yang lebih tinggi.

Kepala Divisi Teknologi Proses, Departemen Teknologi Industri Pertanian, IPB University, Prof Erliza Hambali menjelaskan, tandan kosong kelapa sawit dihasilkan pada proses pengolahan Tandan Buah Segar Sawit menjadi CPO. Jumlah biomassa TKKS yang dihasilkan pada proses pengolahan sekitar 30-35 persen dari berat buah segar yang diolah.

Saat ini pemanfaatan Tandan Kosong Kelapa Sawit baik oleh Pabrik Kelapa Sawit ataupun oleh masyarakat masih sangat terbatas. Secara komersial pemanfaatannya saat ini adalah untuk kompos, mulsa dan pengerasan jalan-jalan di perkebunan.

“Sebagian besar Tandan Kosong Kelapa Sawit masih ditimbun (open dumping) atau dibakar di incinerator. Oleh sebab itu perlu dicari upaya pemanfaatannya yang lebih bernilai tambah tinggi,” kata Prof Erliza.

Dijelaskannya lagi, salah satu pemanfaatan tandan kosong kelapa sawit yang bernilai tambah adalah dengan mengolahnya melalui proses karbonisasi dan memanfaatkannya sebagai Soil Conditioner untuk meningkatkan kesuburan tanah dan efisiensi pemupukan pada perkebunan kelapa sawit.

Berdasarkan hasil analisis budidaya perkebunan kelapa sawit, sekitar 80 persen biaya operasional perkebunan kelapa sawit adalah biaya pemupukan tanaman sawit. Saat ini hampir 100 persen pupuk yang digunakan untuk perkebunan kelapa sawit adalah pupuk kimia.

Oleh sebab itu perlu dilakukan upaya untuk mengurangi penggunaan pupuk kimia pada perkebunan kelapa sawit.

“Penggunaan pupuk kimia di perkebunan kelapa sawit selain harganya yang mahal, kadang-kadang juga terbatas ketersediaanya dan juga dapat berdampak negatif pada kesuburan tanah di lahan perkebunan kelapa sawit,” jelasnya.

Menurutnya lagi, kunci keberhasilan peningkatan produktivitas tanaman kelapa sawit adalah kegiatan pemupukan.

Pemupukan merupakan proses yang membutuhkan biaya yang terbesar yang harus dikeluarkan dalam kegiatan budidaya perkebunan kelapa sawit.

“Salah satu upaya untuk meningkatkan efisiensi pemupukan di perkebunan sawit adalah menggunakan Biochar atau Karbon dari tandan kosong kelapa sawit” imbuhnya.

“Biochar hasil proses karbonisasi tandan kosong kelapa sawit dapat digunakan sebagai Soil Conditioner untuk meningkatkan kesuburan tanah dan efisiensi pemupukan pada perkebunan kelapa sawit,” pungkasnya.(*)

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *