oleh

Mengejar Kebutuhan Pasar Kerja Pendidikan Kehilangan Arah

Habarnusantara.com – Pengangguran menjadi salah satu masalah besar yang cukup berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi suatu daerah. Balikpapan misalnya, sebagai kota menyangga IKN angka pengangguran mencapai 6,09 persen atau sekitar 20 ribu warga jiwa.

Melihat permasalahan ini, pemerintah setempat berkoordinasi dengan Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Balikpapan menggelar seminar dan workshop bertajuk “Unlocking Gen-Z Potensial” di Auditorium STIE Balikpapan. Seminar tersebut dihadiri oleh 320 peserta dari mahasiswa dan SMK se-Balikpapan.

Mengangkat tema “Inspirasi dan Langkah Praktis Membangun Bisnis dan Karir yang Sukses”, kegiatan ini menjadi salah satu bagian dari rencana aksi TKDV (Tim Koordinasi Daerah Vokasi) guna menghasilkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang unggul dengan kolaborasi dan sinergi bersama dunia usaha, media, perusahaan. TKDV juga membentuk Tim Koordinasi Speaking Vokasi dalam memperkuat vokasi di Kota Balikpapan.

Diharapkan melalui seminar dan workshop ini peserta bisa menajamkan pola pikir dan mengeksplorasi potensi diri sehingga dapat menjawab tantangan dan memenuhi kebutuhan pasar tenaga kerja terampil dan berdaya saing. (https://web.balikpapan.go.id//berita/read/9603)

  • Hanya Mengejar Kebutuhan Pasar Kerja

Ketika berbicara terkait pendidikan saat ini, mungkin kita memiliki persepsi yang sama yakni pendidikan memiliki segudang masalah yang harus segera diselesaikan. Namun ada hal mendasar yang luput dalam pengawasan yakni mulai bergesernya arah pendidikan. Fungsi dari pendidikan adalah membentuk pribadi dan karakter anak didik agar menjadi insan yang bertakwa, berakhlak mulia, mandiri, kreatif, cakap dan bertanggung jawab. Fungsi tersebut kini mulai bergeser yakni hanya membentuk anak didik agar sesuai dengan permintaan pasar kerja.

Triple helix yang merupakan kolaborasi antara pemerintah, universitas dan industri menjadikan vokasi sebagai cara agar dapat menciptakan sumber daya manusia yang siap kerja. Hal inilah yang saat ini dikejar yakni bagaimana menghasilkan manusia-manusia yang memiliki kualitas kerja, memenuhi kebutuhan pasar sehingga mampu menggerakkan ekonomi. Sementara lalai dan abai membentuk karakter luhur beriman, bertakwa dan berakhlak mulia sebagaimana arah pendidikan di awal.

Akibatnya seperti yang kita lihat saat ini, rusaknya generasi dengan segala problematika yang menjerat mereka. Tawuran, narkoba, pergaulan bebas, judi online, aborsi nyaris menjadi bagian dari kehidupan generasi saat ini. Miris namun inilah fakta.

Sistem pendidikan sekuler liberal yang diterapkan saat ini menjadi biang keroknya. Dengan asas sekuler (memisahkan aturan agama dari kehidupan) yang artinya agama tidak dipakai dalam hal apapun. Ditambah asas liberal (kebebasan) yang keduanya tertuang dalam kurikulum pendidikan menjadikan anak didik hanya berorientasi pada nilai dan materi. Tidak ada penanaman akidah, rasa takut kepada Allah, akhlakul karimah sehingga output yang dihasilkan hanyalah generasi yang cakap namun minim adab dan akhlak.

  • Arah Pendidikan Islam

Dalam Islam, sektor pendidikan mendapat perhatian khusus oleh negara. Bahkan bisa dikatakan menjadi hal pokok karena tujuan utamanya ialah menjadikan Islam sebagai mercusuar peradaban. Hal ini bisa terwujud dari kualitas generasi. Tentu untuk membentuk peradaban yang gemilang dibutuhkan generasi yang tangguh dan berkarakter yaitu generasi yang bersyaksiyah Islam (berkepribadian Islam) dengan akidah sebagai dasarnya.

Untuk mewujudkan hal tersebut, arah pendidikan dalam Islam berorientasi untuk membentuk aqliyah ( pola pikir) dan nafsiyah ( pola sikap) Islam. Di sekolah pun aktivitas pembentukan syaksiyah Islam menjadi poin utama dalam pendidikan. Peserta didik dibentuk menjadi pribadi yang tak hanya cerdas intelektualnya namun juga berakhlak. Penanaman nilai-nilai Islam seperti takut kepada Allah, amanah, cinta kepada akhirat, kepemimpinan dan lain-lain terus diberikan. Sehingga individu-individu yang lahir dari pendidikan Islam adalah individu yang tidak hanya menguasai ilmu pengetahuan tetapi juga memiliki kepribadian luhur Islam yaitu selalu memotivasi diri berlomba-lomba dalam kebaikan dan tentunya menjadi generasi yang bermanfaat bagi umat.

Inilah visi misi atau arah pendidikan Islam. Sungguh luar biasa mulia. Islam sangat berhati-hati dalam mempersiapkan generasi karena paham bahwa kegemilangan peradaban Islam hanya akan terus bertahan di tangan generasi yang memiliki kepribadian Islam. “syubanu al-yaum rijalu al ghadd “ (pemuda hari ini adalah tokoh pada masa yang akan datang). Wallahu a’lam bishawab.(*)

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *