Habarnusantara.com, Samarinda – Kepala Dinas Sosial dan Pemberdayaan Masyarakat (Dinsos PM) Kota Samarinda Isfihani sebut penuntasan kemiskinan disuatu daerah memerlukan pembiayaan yang cukup besar.
Terlebih menurutnya ada banyak faktor yang menjadi penyebab utama terjadinya kemiskinan dan susah untuk dihilangkan. Padahal, pemerintah mulai dari pusat sampai daerah telah berupaya untuk mengentaskan kemiskinan.
“Ada banyak faktor utama sebenarnya menjadi penyebab kemiskinan, dan pemerintah juga sudah melakukan berbagai upaya untuk pengentasan kemiskinan. Bahkan itu rutin, dan berbeda-beda jenis bantuannya,” kata Isfihani.
Dia juga menjelaskan, salah satu penyebab kemiskinan diantaranya lowongan pekerjaan dan penghasilan yang kurang, menyebabkan tingginya angka pengangguran. Apalagi dengan pemasukan yang minim, banyak kekurangan yang tidak bisa dipenuhi.
Diakuinya, jika adanya pekerjaan dengan beban tanggungan dan pemasukan yang tidak setara juga mempengaruhi angka kemiskinan. Misal, pencari nafkah hanya menghasilkan Rp 1 juta per bulan, tetapi beban yang ditanggung sampai 5 orang, justu tidak akan cukup.
“Apa penyebab pekerjaannya dengan gaji yang kecil, mulai dari pendidikannya, skill dan pengetahuan. Itu harus diupdate, supaya ada peningkatan meskiputan bertahap. Misal dia sekarang miskin, bisa saja tahun depan atau 10 tahun kemudian ada peningkatan,” bebernya.
Dia menyinggung, bahwa hal ini merupakan ranah dari Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) dan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) yang berkolaborasi lakukan peningkatan.
Di mana, Disnaker yang berada di sektor penualuran pencari kerja (pencaker), dan peningkatan skill. Sedangkan Disdikbud yang bergerak pada sektor pendidikan yang memberikan beasiswa bagi anak-anak miskin sehingga bisa memberikan peluang cerah dikemudian hari.
Kendati demikian, cara lain ditawarkannya dengan melibatkan pihak swasta atau perusahaan yang ada di dalam Kota Samarinda.
Hal itu juga dibenarkan oleh Kepala Disnaker Samarinda Wahyono Hadi Putro yang menyampaikan bahwa pihaknya sudah melakukan berbagai pelatihan peningkatan skill dan penyaluran tenaga kerja.
“Berbagai pelatihan sudah kita lakukan, supaya skill mereka bisa meningkat, jadi posisinya tidak hanya disitu-situ saja. Tidak mungkin dia seumur hidup cuma gergaji kayu, nanti naik tingkat misal dia sudah bisa buat rak, kemudian dijual,” urainya.
Langkah ini sejalan dengan gagasan dari Dinsos PM Samarinda untuk mengentaskan kemiskinan di Samarinda dan menekan jumlah pengangguran yang ada. Wahyono juga berharap perekonomian individu bisa berputar dengan meningkatkan skill dan kemampuan bekerja.
Sementra itu Disdikbud Samarinda hingga saat ini masih belum bisa dikonfirmasi.(*)
Komentar