oleh

Komisi IV DPRD Kaltim Tinjau RSUD AWS Usai Kebakaran, Evaluasi Sistem Keamanan dan Pelayanan

HABARNUSANTARA, Samarinda — Komisi IV DPRD Kalimantan Timur melakukan inspeksi langsung ke RSUD Abdul Wahab Syahranie (AWS) pada Rabu (30/7), menyusul insiden kebakaran yang terjadi dini hari sebelumnya sekitar pukul 02.30 WITA.

Kebakaran tersebut terjadi di lantai 2 gedung poliklinik, tepatnya di ruang pertemuan fisioterapi anak. Plt Direktur RSUD AWS, dr. Indah Puspitasari, menyampaikan kronologi kejadian dalam konferensi pers yang berlangsung sebelum kunjungan dewan.

“Api muncul di salah satu ruangan di lantai dua. Petugas keamanan segera mengaktifkan kode merah sebagai sinyal darurat dan melakukan langkah cepat pemadaman,” ungkap dr. Indah.

Langkah penanggulangan mencakup penggunaan Alat Pemadam Api Ringan (APAR), pengaktifan sistem hidran, serta pemutusan aliran listrik untuk mencegah meluasnya api. Tim Instalasi PDE RS juga mematikan sistem digital untuk mencegah kerusakan lebih lanjut.

Berkat respons cepat dari tim keamanan rumah sakit dan bantuan dari petugas pemadam kebakaran Kota Samarinda, api berhasil dipadamkan dalam waktu sekitar 15 menit. Saat ini, proses pendinginan dan pembersihan area terdampak masih berlangsung.

Meski sempat terjadi gangguan, pihak rumah sakit menegaskan bahwa layanan tetap berjalan. “Aktivitas pelayanan rawat jalan dan rawat inap tetap normal. Ruang-ruang yang terdampak langsung sudah dalam tahap pembersihan dan pemulihan,” jelas dr. Indah.

Usai peninjauan lokasi, Wakil Ketua Komisi IV DPRD Kaltim, dr. Andi Satya Adi Saputra, menyampaikan keprihatinan atas peristiwa tersebut dan meminta manajemen rumah sakit melakukan evaluasi menyeluruh terhadap sistem kelistrikan dan keamanan bangunan.

“Kejadian ini menjadi peringatan serius. Dua ruangan terdampak dan perlu ada audit mendalam terhadap instalasi mekanikal dan elektrikal, mengingat usia gedung sudah lebih dari 50 tahun,” jelas dr. Andi.

Ia juga menyinggung maraknya insiden kebakaran di Samarinda belakangan ini, termasuk yang terjadi di pusat perbelanjaan, sehingga perlunya peningkatan standar keamanan, khususnya di fasilitas publik seperti rumah sakit rujukan provinsi ini.

Terkait dampak materiil, manajemen RS masih melakukan pendataan. Ruangan yang terbakar disebut tidak digunakan untuk layanan pasien, dan ruang fisioterapi tetap aman. Layanan akan kembali normal sepenuhnya setelah garis polisi dicabut dan penyelidikan selesai.

Mengenai penyebab, dugaan sementara mengarah pada korsleting listrik, namun hasil investigasi resmi dari Dinas Pemadam Kebakaran dan kepolisian masih ditunggu.

Tak hanya menyoroti aspek keamanan, Komisi IV juga mengevaluasi pelayanan RS, khususnya lamanya waktu tunggu dalam proses pendaftaran, pemeriksaan, dan pengambilan obat. Sebagai solusi, RSUD AWS tengah menjajaki kerja sama dengan jasa kurir J&T untuk pengantaran obat langsung ke rumah pasien.

“Inovasi layanan ini patut diapresiasi karena mampu mengurangi antrean dan meningkatkan kenyamanan pasien,” ujar dr. Andi, mengakhiri kunjungan.

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *