JAKARTA-Pertalite akan dihapus pemerintah mulai tahun depan. Sebagai pengganti bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi tersebut, PT Pertamina menyiapkan BBM Pertamax Green 92.
Pertamax Green 92 merupakan bahan bakar jenis baru yang akan diproduksi Pertamina. BBM ini diklaim menyesuaikan dengan aturan tentang polusi udara.
Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati mengungkapkan, Pertamax Green 92 merupakan campuran setara Pertalite dengan etanol sebanyak 7 persen.
Campuran kedua bahan ini membuat Research Oktan Number (RON) akan naik dari yang semula 90 menjadi 92.
Peningkatan RON ini memenuhi aturan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) tentang BBM yang boleh dijual di Indonesia sejatinya paling minim yakni bensin kualitas oktan 91.
“Pertamax Green 92 sudah sangat pas dari aspek lingkungan. Kedua mandatori bioetanol, bioenergi bisa kita penuhi dan ketiga kita menurunkan impor gasoline,” jelas Nicke, Kamis (31/8/2023).
Nicke berharap, kehadiran Pertamax Green ini akan meningkatkan investasi di sektor bioenergi.
Apalagi pemeritah telah mengeluarkan Peraturan Presiden (PP) Nomor 40 Tahun 2003 tentang Percepatan Swasembada Gula Nasional dan Penyediaan Bioetanol sebagai Bahan Bakar Nabati (Biofuel).
“Kita berharap ada tambahan supply 1,2 juta kl untuk campuran gasoline ini,” imbuhnya.
Nicke juga meminta dukungan pemerintah untuk melaksanakan dengan pembebasan bea cukai, kemudian investasi dari bioetanol karena masih harus dimpor lebih dulu.
“Kita mengganti impor gasoline dengan etanol yang secara emisi juga lebih baik. Untuk sementara kita belum memenuhi produksi dalam negeri jadi kita minta ada juga pembebasan dari sisi pajaknya,” terang Nicke.
Nicke menambahkan, dengan adanya Pertamax Green 92, tahun depan hanya akan ada tiga produk bensin yakni Pertamax Green 95, yaitu percampuran Pertamax dengan 8 persen etanol, dan ketiga Pertamax Turbo. (*)
Komentar