oleh

Tiga Calon Lokasi Penangkaran Buaya yang Akan Dibuat di Kutai Timur

KUTAI TIMUR- Akhir-akhir ini dikabarkan, buaya muara yang dikenal ganas berkeliaran di area permukiman warga Sangatta, Kutai Timur (Kutim).

Untuk mengatasi ancaman bahaya bagi masyarakat Kutim, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) tengah mengkaji membuat tempat penangkaran khusus di wilayah Bengalon.

Selama ini buaya menjadi ancaman bagi masyarakat Kutim, Kalimantan Timur yang bermukim di kawasan pesisir. Tidak terhitung berapa jumlah korban jiwa maupun cacat tubuh.

Mencermati perkembangannya, Pemerintah Kabupaten Kutai Timur berinisiatif mengkaji pembangunan penangkaran buaya.

Keberadaan buaya di Kutim tidak bisa dihindari,  sebab daerah ini merupakan wilayah habitat khususnya buaya muara.

Pemkab Kutim akan membuat penangkaran buaya untuk mengambil nilai ekonomisnya dan penyelamatan.

“(Tujuannya) untuk semuanya (ekonomis dan penyelamatan), sebab di penangkaran itu, buaya beranak-pinak, mungkin bisa dimatikan  yang usianya sudah sekian,” ungkap Bupati Kutim, Ardiansyah Sulaiman.

Lebih lanjut Ardiansyah menjelaskan, Dinas Pariwisata dan Bappeda telah diminta untuk melakukan kajian ekonominya.

Ia meyakini Kutai Timur sangat memungkinkan membuat penangkaran buaya dan tidak jauh-jauh dari habitatnya yakni di perairan Muara Bengalon, Teluk Lingga atau di Pantai Kenyamukan.

Setelah kajian ekonomisnya, maka akan dibentuk regulasi terkait teknis pengelolaan dan pemanfaatan penangkaran buaya tersebut.

“Nanti harus ada regulasinya. Tidak boleh sembarang. Begitu masuk di penangkaran, siapa yang beri makan buaya nantinya. Logika sederhananya yang bisa memberi makan itu pengunjung. Nah, itu perlu biaya besar,” ujarnya.

Hasil kajian tersebut juga akan menentukan siapa yang mengelolanya, sebab ia menilai penangkaran itu termasuk bisnis.

Hal itu disebabkan buaya di usia tertentu boleh dimatikan lalu daging serta kulitnya bisa dimanfaatkan.

“Mudah-mudahan tahun depan sudah ada peminat membuat penangkaran. Tapi pemerintah wajib membuat kajiannya dulu.
Apakah  nanti pemerintah juga yang akan mengelola, kita lihat hasil kajiannya,” tandasnya. (*)

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *