Samarinda – Ketua Komisi IV Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Samarinda, Sri Puji Astuti, mengungkapkan bahwa sejumlah tantangan serius masih menghadang sektor pendidikan di Kota Samarinda.
“Pendidikan melibatkan tiga elemen utama seperti siswa, infrastruktur, dan sumber daya manusia (SDM) atau guru,” kata Puji, Kamis (19/10/2023).
Tiga pilar penting dalam dunia pendidikan meliputi pemerintah, orang tua, masyarakat, dunia usaha, dan media massa, yang semuanya berperan dalam membentuk “pentahelix” untuk mengatasi berbagai permasalahan pendidikan.
Dalam hal infrastruktur, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Samarinda melaporkan bahwa ada 830 unit pendidikan dari tingkat PAUD hingga SMP.
“Sekitar seperempatnya adalah sekolah negeri, sementara sebagian besar lainnya adalah swasta, terutama PAUD, yang harus hadir di setiap RT. Namun, hanya 45 persen RT yang memiliki PAUD,” ungkapnya.
Selain itu, masalah sanitasi, ketersediaan air, toilet, dan drainase di sekolah juga menjadi perhatian, terutama di sekolah-sekolah yang rawan banjir.
Beberapa sekolah masih menghadapi masalah kepemilikan lahan, yang sebagian besar didapatkan melalui hibah atau tanah wakaf zaman dulu. Masalah ini masih cukup umum di Kota Samarinda.
Selain itu, beberapa sekolah masih beroperasi dengan fasilitas yang kurang memadai, seperti bangunan setengah kayu atau bangunan yang dalam kondisi buruk. Semua ini adalah masalah yang perlu mendapat perhatian serius.(adv/dprdsamarinda)
Komentar