Samarinda – Meskipun Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) dikenal sebagai lumbung batu bara terbesar di Indonesia, ada kisah kelam yang menghiasi beberapa desa di sana, yakni masih ada sejumlah wilayah yang tidak dialiri listrik.
Menanggapi itu, Wakil Ketua DPRD Provinsi Kaltim Muhammad Samsun siap menjelajah ke daerah yang masih kekurangan cahaya listrik.
Fokus utamanya akan tertuju pada dapil Kutai Kartanegara, mencari desa mana saja yang masih berjuang untuk mendapatkan aliran listrik.
“Dimana yang belum dialiri listrik, jika ada, saya akan turun langsung ke desa-desa terpencil yang belum tersentuh cahaya listrik,” ujarnya. Jum’at (27/10/2023)
Politikus PDI Perjuangan ini mengungkapkan kekecewaannya terhadap situasi tersebut. Dia menyatakan bahwa Kaltim, dengan segudang pasokan energi yang dimilikinya, seharusnya telah mencapai tingkat elektrifikasi di atas 90 persen.
Namun, pria kelahiran Jember ini yakin bahwa beberapa daerah mungkin terlalu jauh dari saluran listrik. Sehingga, aksesibilitas listrik menjadi tantangan bagi pemerintah.
Selain itu, kondisi dan medan yang sulit juga menjadi alasan dalam membawa infrastruktur listrik ke wilayah-wilayah terpencil.
“Saya menduga memang daerah itu terlalu jauh dengan jalur saluran listrik yang ada. Makanya belum dialiri listrik,” paparnya.
Tak hanya mengkritik, ia juga menawarkan sebuah solusi. Yakni, pemanfaatan tenaga surya. Dimana saat ini, banyak desa-desa di Bumi Mulawarman khususnya Kabupaten Kutai Kartanegara yang mengembangkan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Komunal.
“Solusinya adalah dengan membangun PLTS komunal. Namun ini bukan hanya tanggung jawab kabupaten, kalau bisa disupport juga oleh provinsi,” tegasnya. (Adv/DPRD Kaltim).
Komentar