Habarnusantara.com, Kaltim – Kerahkan Potensi Pemuda untuk Menjaga Bumi. Sebanyak 25 finalis Toyota Eco Youth (TEY) ke-13 memasuki tahapan pembekalan, di antaranya terkait perbaikan lingkungan oleh Toyota Indonesia. TEY merupakan kompetisi Inovasi Eco Project, yang diperuntukkan bagi siswa SMA dan sederajat di seluruh Indonesia untuk memberikan kontribusi inisiatif dan kepedulian lingkungan yang berdampak bagi masyarakat.
Toyota Indonesia mengusung tema TEY ke-13 ini dengan tema, “Eco Activism, Saatnya Beraksi Jaga Bumi” yang berfokus pada upaya generasi muda melakukan dekarbonisasi. Dilansir dari CNN Indonesia (https://www.cnnindonesia.com/otomotif/20241210075805-579-1175603/toyota-eco-youth-ke-13-sampai-di-pembekalan)
Pembajakan Potensi Pemuda
Krisis iklim dan kerusakan lingkungan adalah dampak kebijakan kapitalistik. Di antaranya karena industrialisasi dan pembangunan wilayah yang tidak memperhatikan aspek lingkungan. Ini semua merupakan dampak dari kebijakan kapitalistik yang ditetapkan oleh penguasa sejak lama.
Artinya kerusakan alam yang terjadi saat ini sebenarnya bukan semata individu rakyat yang kurang menjaga lingkungan, tetapi akar masalahnya adalah penerapan sistem kehidupan yang salah. Sistem kehidupan yang menghalalkan segala cara untuk mendapatkan materi sebanyak-banyaknya dengan memanfaatkan alam.
Siapa saja yang memiliki modal besar, maka ia berhak untuk mengeksploitasi sumber daya alam semaunya sendiri. Inilah sistem sekuler kapitalisme. Dalam sistem sekuler kapitalisme, persoalan produksi menjadi fokus pembangunan, bahkan ukuran keberhasilan pembangunan dinilai dengan tingkat produksi.
Sektor produksi ini terus digenjot untuk menghasilkan pertumbuhan ekonomi yang setinggi-tingginya dan seringkali efek samping dari produksi seperti pencemaran lingkungan atau kerusakan alam malah diabaikan. Analisis dampak lingkungan atau amdal, juga terkesan menjadi kebijakan setengah hati dari pemerintah.
Telah sangat jelas, kerusakan lingkungan yang terjadi hari ini karena kerakusan para pemilik modal. Parahnya lagi abainya penguasa dalam menjalankan tugasnya melindungi dan mengayomi rakyat termasuk yang berkaitan dengan masalah lingkungan. Semua terjadi akibat diterapkannya sistem sekuler kapitalisme di negeri ini.
Tugas pelajar adalah belajar bukan disibukkan menjaga bumi dari emisi karbon. Pembajakan potensi pemuda untuk menjadi aktor problem solving dari kerusakan lingkungan yang dihasilkan industri kapitalisme adalah tidak tepat.
Sistem Islam adalah Solusi
Islam sebagai sistem sempurna mempunyai solusi atas berbagai permasalahan, termasuk masalah perubahan iklim tersebut. Islam menekankan Sumber Daya Alam (SDA) merupakan kepemilikan umum sehingga negara wajib untuk mengelolanya demi kemaslahatan kaum muslimin dan diharamkan bagi swasta untuk menguasainya.
Ketika tata kelola SDA diampu oleh negara Islam, maka lingkungan akan terjaga dengan baik. Selain itu, negara akan mengembalikan fungsi ekologis dan hidrologis hutan, sungai dan danau. Fungsi hutan sebagai pengatur iklim global sehingga pemanfaatan sumber daya alam seperti hutan oleh manusia tidak boleh sampai merusak dan harus dilestarikan.
Seharusnya, negara melakukan rehabilitasi dan memelihara konversi lahan hutan agar resapan air tidak hilang. Negara pun akan mengedukasi masyarakat agar bersama-sama menjaga kelestarian lingkungan, dan tidak merusaknya sebagaimana perintah Rasulullah saw..
Selain itu, negara Islam akan mendorong pembangunan dan teknologi yang ramah lingkungan dengan dukungan penuh berupa dana dan pemberdayaan para pakar di bidangnya, sehingga lahir kemajuan sains yang dapat dimanfaatkan untuk kesejahteraan manusia.
Ketika negara Islam menjadi mercusuar peradaban dengan pembangunan berskala internasional, konsep perencanaan tata ruang tidak hanya memperhatikan aspek sosial masyarakat tetapi juga kelestarian alam. Ini karena pemerintah Islam berupaya agar pembangunan yang dilakukan bernilai ruhiah. Hal ini menjadi bukti nyata bahwa Islam sangat memperhatikan kelestarian lingkungan.
Dalam Islam, pelajar merupakan generasi yang akan menjalankan perannya baik sebagai individu maupun di ranah publik Dia akan bersikap kritis terhadap kerusakan-kerusakan yang timbul, dan tidak segan memberikan nasihat kepada penguasa dengan cara yang makruf. Potensi pemuda dalam Islam menjaga alam dengan aturan Islam.
Menjadi pejuang Islam dan terdepan dalam perubahan. Sebagaimana ucapan Imam Syaf’i yang berbunyi, “Demi Allah, hidupnya pemuda itu dengan ilmu dan takwa. Jika keduanya tidak ada, maka keberadaannya tidak dianggap ada.”
Dukungan berupa support sistem dalam Islam akan membuat pemuda menjadi cerdas, inovatif, kreatif, serta berkepribadian Islam. Wallahu’alam[]
Penulis: Dirma Yani
(Pemerhati Remaja)
Komentar