oleh

Potensi Remaja Dibajak sebagai Duta Pencegahan Stunting

Habarnusantara.com, Kaltim – Potensi Remaja Dibajak sebagai Duta Pencegahan Stunting. Duta adalah seseorang yang menjadi wakil dalam bidang tertentu. Tugasnya tentu saja mempromosikan bidang yang diwakilinya. Tidak hanya sebatas ucapan, tetapi juga melalui perilaku. Begitu banyak role model duta remaja saat ini yang diselenggarakan oleh pemerintah. Salah satunya sebagai duta pencegahan stunting.

Baru-baru ini Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DPPKB) Kutai Timur menggelar workshop life skill untuk para fasilitator di Belad Cafe and Resto, Sangata, Kabupaten Kutai Timur, Provinsi Kalimantan Timur pada Selasa (10-12-2024). Kepala DPPKB Kutai Timur, Achmad Junaidi mengatakan, kegiatan ini bertujuan memberikan pembekalan dan keahlian pada remaja Kutim. Demi memahami kondisi sosial di masyarakat terutama lingkungan remaja. Tambahnya lagi, “Remaja harus bisa mensosialisasikan pencegahan stunting dan pernikahan dini.”

Ia juga mengatakan, para peserta workshop akan dilibatkan sebagai duta pencegahan stunting di 18 kecamatan yang ada di Kutim. “Dengan adanya workshop ini, diharapkan mereka dapat lebih siap dalam membimbing remaja Kutim agar lebih paham akan pentingnya pengembangan keterampilan hidup yang berguna untuk masa depan mereka.” Dilansir dari Kaltim.tribunnews (https://kaltim.tribunnews.com/2024/12/10/dppkb-kutai-timur-workshop-life-skill-di-sangatta-kecakapan-hidup-pada-remaja)

Role Model Duta Kebanggaan

Duta Stunting adalah peran yang sangat penting dalam mengurangi angka stunting di Indonesia. Stunting adalah kondisi di mana anak memiliki tinggi badan yang lebih rendah dari standar usia mereka karena kekurangan nutrisi.

Tugas duta stunting meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya nutrisi dan kesehatan anak, mendorong remaja untuk memberikan makanan yang tepat dan seimbang, mengadvokasi kebijakan pemerintah untuk mendukung pengurangan stunting.

Sedangkan aktivitas dari duta stunting adalah kampanye kesadaran melalui media sosial. Mengadakan workshop, pelatihan, mengunjungi komunitas, memberikan edukasi, membuat konten edukatif tentang nutrisi dan kesehatan anak. Termasuk menggalang dukungan dari tokoh masyarakat dan influencer.

Potensi remaja dibajak sebagai duta pencegahan stunting padahal kewajiban pencegahan stunting yang utama dan pertama adalah dari negara. Remaja disuruh mensosialisasikan pencegahan stunting dan mencegah pernikahan dini. Di sisi lain, negara membuka keran liberalisasi pergaulan, media, dan impor makan/ minuman yang tidak sehat.

Sayangnya, dari program ini pembentukan generasi yang berimtak tidak diprioritaskan, role model remaja pun terlihat sekuler. Hal ini bisa dilihat dari program dan kampanye yang ingin diaruskan sejalan dengan pemahaman kapitalisme sekuler yang menjauhkan dari akidah Islam.

Misalnya larangan nikah muda, padahal jika hasrat seksual besar maka akan beralih kepada seks bebas. Apalagi didukung dengan media yang juga mudah diakses, wajarlah angka dispensasi nikah karena hamil duluan semakin bertambah.

Oleh karena itu, negara memiliki tanggung jawab sekaligus pelaksana rencana strategis dan peta jalan agar potensi peran pemuda secara nyata teroptimalkan sehingga mampu melahirkan peradaban yang cemerlang.

Workshop life skill dan sejenisnya tidak akan berhasil jika support sistem tidak mendukung, penguasa pun abai terhadap kebutuhan rakyat. Penguasa dalam sistem kapitalisme seakan peduli padahal lepas tanggung jawab sebagai pemimpin pengurus rakyat.

Bukan sebaliknya membajak peran pemuda dengan berbagai ajang duta. Semestinya remaja muslim sadar, bahwa yang dibutuhkan remaja lainnya adalah persatuan untuk kebangkitan. Remaja perlu dibina dengan kajian keislaman dan dakwah.

Pemuda Muslim

Potensi pemuda dalam Islam akan berjuang untuk Islam sebagai duta pejuang Islam. Mengoreksi penguasa dan melek politik Islam sehingga melihat masalah ke akarnya bukan terlibat duta ala sistem Kapitalisme. Persoalan stunting adalah sistemik sehingga membutuhkan peran untuk mengubah ke sistem Islam khususnya pemuda.

Role model pemuda muslim saat ini adalah ketika betul-betul menjadikan Islam sebagai standar hidupnya. Sejak kemunculannya, Islam selalu memiliki para pejuang di kalangan para pemuda yang patut dijadikan teladan. Sebut saja salah satunya Mush’ab bin Umair sebagai duta pertama Islam di Madinah dari golongan pertama pemeluk Islam. Mush’ab bin Umair sebagai pemuda yang cemerlang, tampan, cerdas, serta penuh dengan semangat jiwa kesatria nan tangguh.

Rasulullah saw. mengutus Mush’ab untuk mengajarkan dan menanamkan ajaran Islam kepada masyarakat Madinah serta berdakwah kepada mereka yang masih musyrik setelah musim haji sudah berakhir dan setelah bai’at terlaksana.

Salah satu kisah sukses dakwah Mush’ab yang pernah diriwayatkan adalah saat ia berhasil mengislamkan Sa’ad bin Mu’adz dan Usaid bin Hudhair yang merupakan tokoh di Madinah dari bani Abdul Asyhal.

Demikianlah, dengan potensi yang dimilikinya pemuda muslim seharusnya berusaha menjadi duta dakwah. Selanjutnya mereka juga harus berusaha role model untuk melakukan aktivitas perubahan yang nyata. Oleh karena itu, kalau berkaca dalam kehidupan sekarang sosok pemuda harus jadi duta pejuang Islam. Dengan dakwah mereka ikut terlibat menyadarkan umat akan pentingnya kehidupan Islam.
Wallahua’lam[]

Penulis: Aisyah Nurul Azkiya
(Pemerhati Remaja)

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *