oleh

Muslimin Minta Dispora dan KONI Kaltim Kembali Pertimbangkan Pemberangkatan Atlet Potensial

SAMARINDA – Kepala Dinas Pemuda, Olahraga, dan Pariwisata (Disporapar) Kota Samarinda, Muslimin, mengungkapkan apresiasi terhadap pencapaian luar biasa atlet Samarinda di berbagai cabang olahraga (cabor).

Berdasarkan data terkini, Samarinda berhasil meraih total 231 medali melalui prestasi yang gemilang atlet dan pelatihnya selama babak kualifikasi (BK) Pekan Olahraga Nasional (PON).

“Jumlah ini melibatkan 49 cabor yang berpartisipasi dalam BK PON. Meskipun ada 37 atlet dan 7 pelatih yang tidak meraih medali, namun secara keseluruhan, kita memiliki 206 atlet dan 69 pelatih yang turut serta,” ujar Muslimin. Kamis (09/11/2023)

Meski begitu, dari awalnya, Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Kalimantan Timur (Kaltim) telah memutuskan untuk hanya mengirimkan cabor yang berhasil lolos di zona medali.

Keputusan tersebut juga mendapat dukungan dari Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Kaltim yang lebih memilih mengirimkan cabor atau atlet yang dianggap memiliki potensi besar.

“Pernyataan ini agak disayangkan dalam konteks pembinaan olahraga di Kaltim. Pembinaan seharusnya dilakukan pada setiap cabor tanpa terkecuali,” papar Muslimin.

Menurutnya, prestasi medali di BK PON tidak selalu mencerminkan hasil yang sama di PON. Ada kasus di mana cabor yang meraih emas di BK PON justru tidak berhasil menyamai pencapaiannya saat PON.

Sebaliknya, beberapa cabor yang awalnya tidak meraih medali di BK PON, ternyata sukses mendapatkan medali saat PON digelar. Oleh karena itu, Muslimin menyarankan agar KONI Kaltim melakukan analisis ulang terhadap metode pemilihan atlet.

“Potensi medali harus dievaluasi lebih dalam, dengan mendengarkan masukan dari setiap cabor. Kaltim memiliki anggaran yang cukup besar, dan kita harus memanfaatkannya secara efisien,” tegasnya.

Terkait anggaran, KONI Kaltim juga memiliki alokasi dana yang cukup besar. Muslimin menegaskan bahwa pertanyaan akan diajukan terkait penggunaan anggaran tersebut, termasuk beberapa pengurus yang pergi ke lokasi PON tanpa alasan yang jelas.

Selain itu, ia berharap agar KONI dan Dispora Kaltim memberikan prioritas kepada atlet dan pelatih yang akan diikutsertakan dalam PON XXI di Aceh dan Sumatera Utara (Sumut) pada tahun 2024 mendatang.

“Pendamping KONI dan Desain Besar Olahraga Nasional (DBON) sebaiknya dipertimbangkan ulang, dan fokuslah pada pembinaan atlet,” pungkasnya.(adv/diskominfo kota samarinda)

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *