oleh

Pemuda Kaltim Bersuara, Tuntut Keadilan Lingkungan

Samarinda, Habarnusantara – “Sudah cukup!” seruan itu menggema dari hati rakyat Kalimantan Timur (Kaltim), sebagai bentuk kekecewaan dan kepedulian yang mendalam terhadap kerusakan lingkungan yang tak kunjung usai.

Rakyat menuntut keadilan ekologis dan menolak eksploitasi yang menindas alam serta kehidupan mereka.

Hal itulah yang terlintas dibenak Usamah Ahmad Syahid, seorang pemuda Kaltim. Dia mengungkapkan kesedihannya melihat kondisi lingkungan yang kian memprihatinkan.

“Sudah terlalu lama. Sungai tercemar, udara penuh debu tambang, hutan habis dimana-mana, sementara segelintir elit bersulang di atas derita rakyat,” ujar pria yang akrab disapa Sahabat Usamah itu.

Kerusakan yang ditimbulkan oleh industri ekstraktif kata Usamah, dan pembangunan yang tak terkendali telah merenggut kualitas hidup warga dan mengancam masa depan generasi mendatang.

Realitas pahit ini ditegaskannya, bukan hanya statistik, tetapi luka nyata yang dirasakan oleh masyarakat.

Usamah menyerukan tiga tuntutan utama kepada siapapun stakeholder yang bertanggung jawab :
1. Penghentian segala bentuk perusakan lingkungan.
2. Tanggung jawab dari pihak-pihak yang selama ini hanya mengejar untung tanpa memikirkan dampak.
3. Kolaborasi nyata antara pemerintah, swasta, dan masyarakat menjaga “Bumi Etam” secara berkelanjutan.

“Hidup selaras dengan alam, atau alam akan murka” adalah sebuah peringatan keras dari pria asli Kaltim yang tak ingin menyerah.

Sebab ini bukan sekadar isu lingkungan, baginya, ini adalah soal hak hidup, soal harga diri bagi warga dari daerah yang dijuluki Benua Etam.

Dia mengajak bergotong royong, saling menjaga, dan mencintai tanah yang kita pijak.

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *