oleh

Puluhan Hektar Sawah di Sekitar IKN Nusantara Dilanda Kekeringan

PENAJAM– Akibat kekeringan petani di sekitar wilayah Ibukota Negara Nusantara atau IKN di Kecamatan Sepaku, Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, terpaksa panen lebih awal.

Para petani di sekitar IKN tersebut berada di kawasan Jalan Datok Nondol, Kelurahan Sepaku, Kecamatan Sepaku, Kabupaten Penajam Paser Utara.

Kekeringan yang melanda selama lebih dari satu bulan terakhir, membuat puluhan hektare lahan padi di sekitar wilayah IKN, kesulitan untuk mendapatkan pasokan air.

Bahkan, saat ini kondisi puluhan hektare lahan persawahan padi di sekitar kawasan IKN, seluruhnya telah mengalami keretakan hingga pecah-pecah lantaran lama tak mendapatkan pasokan air.

Padahal, para petani di lokasi itu telah terlanjur melakukan tanam padi, tetapi kini terpaksa harus dipanen lebih awal guna menekan kerugian akibat gagal panen.

Seorang petani, Larto (55) mengatakan, akibat bencana kekeringan yang melanda area persawahan padi selama satu bulan terakhir, telah membuat para petani mengalami kerugian yang cukup signifikan.

Pasalnya, selain kesulitan untuk mendapatkan pasokan air, para petani padi di sekitar kawasan IKN juga terpaksa harus merogoh kocek cukup mahal untuk membeli pasokan air guna agar tetap bisa menyirami tanaman padi yang sudah terlanjur ditanam.

“Iya merugilah, kalau daerah sini sekitar 10 hektare lebih kayaknya. Baru sekitar satu bulan lebih lah, iya kekeringan,” kata Larto, Rabu (30/8/2023).

Menurutnya, di tengah kondisi kekeringan panjang yang terjadi saat ini, para petani padi di sekitar kawasan IKN, tetap bisa melakukan panen meski hasilnya dinilai kurang memuaskan.

Jika dalam kondisi normal, para petani di kawasan itu, bisa menghasilkan sedikitnya 8 ton gabah untuk satu hektare lahan persawahan padi.

Namun, dengan kondisi kekeringan panjang seperti saat ini, hasil panen para petani pun menurun drastis, yang ditaksir hanya bisa mencapai 6 ton gabah per satu hektare lahan sawah padi.

“Tetap bisa panen, tetapi hasilnya tidak memuaskan. Sekitar 8 ton satu hektare, tetapi dengan kondisi kekeringan gini paling 6 ton-an saja,” imbuhnya.

Bukan hanya itu, akibat dampak dari kekeringan panjang ini, ternyata juga mempengaruhi kualitas gabah hasil panen para petani.

Akibat kekurangan pasokan air, kualitas gabah pun menurun, sehingga akan berpengaruh pada harga jual gabah di tingkat pengepul.

“Kurang air, jadi kualitasnya ya menurun,” pungkasnya.

Sementara itu, selama masa musim kemarau panjang ini, para petani di sekitar kawasan IKN pun rencananya menunda musim tanam padi hingga musim kemarau ini berakhir. (*

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *