Habarnusantara.com, Kaltim – Menyoal Hankam IKN Tak Cukup Sekadar Infrastruktur. Sejauh ini, perkembangan pembangunan infrastruktur Ibu Kota Nusantara (IKN) Batch I disinyalir telah mencapai angka 94,4 persen. Sejumlah bangunan gedung dikabarkan telah siap diresmikan dalam waktu dekat. Di antaranya adalah Istana Garuda, Gedung Kantor Sekretariat Presiden (Setpres), dan Training Center atau Pusat Latihan PSSI. Namun sayang, terkait sarana infrastruktur pertahanan dan keamanan (hankam) di Ibu Kota Nusantara (IKN) belum ada.
Hal tersebut disorot oleh anggota Ombudsman RI, Hery Susanto. Ia menyampaikan, setidaknya perlu ada 13 sarana infrastruktur hankam yang harus dibangun dan tersedia di IKN. Dikarenakan dari sisi konektivitas, posisinya IKN yang berdekatan dengan Alur Laut Kepulauan Indonesia (ALKI) ll dan titik rawan (choke point) Selat Makassar.
Menurutnya, posisi itu sebagai salah satu jalur perdagangan dan pelayaran strategis. Jalur tersebut turut disertai dengan berbagai risiko dan kerawanan yang perlu menjadi perhatian, apalagi posisi IKN yang memiliki perbatasan darat dengan Malaysia. Dilansir dari Kompas.com (https://ikn.kompas.com/read/2024/11/20/085607787/dekat-alki-ii-dan-choke-point-ikn-harus-punya-13-sarana-hankam).
Memang betul, keberadaan sarana infrastruktur hankam dibutuhkan oleh sebuah negara. Namun sayangnya, kenapa yang menjadi prioritas sebatas membangun infrastrukturnya saja?
Hankam IKN Tak Cukup Sekadar Infrastruktur
Indonesia merupakan sebuah negara yang luas dan berupa kepulauan. Posisi Indonesia berada di persimpangan dua benua dan dua samudra. Indonesia juga berada di jalur perdagangan yang strategis. Sebanyak 40% jalur perdagangan dunia melewati Indonesia.
Terlebih posisi IKN yang berdekatan dengan Alur Laut Kepulauan Indonesia (ALKI) ll dan titik rawan (choke point) Selat Makassar. Salah satu jalur perdagangan dan pelayaran strategis. Jalur tersebut juga memiliki perbatasan darat dengan Malaysia. Kondisinya yang demikian membuat Indonesia membutuhkan pertahanan dan keamanan yang kuat.
Dengan posisinya yang strategis, sayangnya Indonesia lemah secara militer. Survei Asia Power Index 2023 oleh Lowy Institute, sebuah lembaga pemikir terkemuka di Australia, menunjukkan bahwa Indonesia berada di posisi terlemah dalam kemampuan militer dan pertahanan.
Apalagi pembangunan sarana keamanan di IKN masih minim dan kurang diprioritaskan tentunya akan mengancam negara. Sebab, negeri ini akan mudah diawasi dan dikuasai oleh negara lain.
Bukan berarti untuk mewujudkan hankam hanya fokus pada pembangunan infrastruktur semata. Tapi keran investor dari negara lain terus dibuka . Faktor ini sejatinya yang menyebabkan negara menjadi tidak mandiri dan berdaulat. Pendanaan yang tergantung pada negara lain berimbas pada kebijakan harus mengikuti keinginan mereka.
Penguasa dalam sistem kapitalis memang fokus pada pembangunan infrastruktur. Wajar akhirnya jor-joran membangun infrastruktur demi pencitraan, meskipun harus didanai dari berutang. Terlebih, kapitalis mengukur kemajuan sebuah negara dari masifnya pembangunan infrastruktur demi kepentingan pemodal. Alhasil, cita-cita memiliki hankam yang kuat dan mandiri hanya sebatas angan-angan selama masih menjadi negara yang tunduk pada kepentingan negara penjajah.
Hankam dalam Islam
Melihat dari letak strategis Indonesia bahkan IKN urgen bagi negara memiliki hankam yang kuat. Tidak hanya dari sisi sarananya saja tapi menjadi negara yang berdaulat. Untuk itu, Indonesia harus menjadi negara ideologis yang sahih. Dengan ideologi Islam yang sahih, Indonesia mampu mengoptimalkan kekuatan militernya dan pertahanan keamanannya.
Negara tidak akan membuka peluang kepada negara kafir penjajah menguasai kaum muslimin dari jalan utang dalam bentuk investasi. Sebab, akan menyebabkan negara mudah disetir oleh negara pemberi utang dan kehilangan kedaulatannya.
Selain itu, negara wajib menguatkan hankam di dalam negeri agar tidak dipandang sebelah mata oleh negara kafir penjajah. Untuk itu, negara wajib mempersiapkan dengan optimal sarana infrastruktur hankam guna menggentarkan musuh Allah.
Hal tersebut berdasarkan perintah Allah Swt, “Dan persiapkanlah dengan segala kemampuan untuk menghadapi mereka dengan kekuatan yang kamu miliki dan dari pasukan berkuda yang dapat menggetarkan musuh Allah, musuhmu, dan orang-orang selain mereka yang kamu tidak mengetahuinya, tetapi Allah mengetahuinya.” (QS Al-Anfal : 60).
Negara Islam juga melaksanakan kewajiban dari Allah berupa jihad fii sabilillah untuk membebaskan negeri-negeri dan menyampaikan cahaya Islam dengan jalan dakwah, serta akan membebaskan Palestina, Rohingya, Uighur, dan lain-lain dari kebiadaban penjajah.
Dengan kekuatan ideologi Islam dan masifnya gelombang futuhat yang dilakukan, negara Islam akan menjadi negara yang adidaya dengan wilayah yang luas dan militer yang terkuat di dunia. Hal ini pernah terbukti terjadi pada masa Daulah Utsmaniyah. Di mana kala itu memiliki wilayah yang sangat luas hingga mencapai 2/3 dunia, kekuatan militernya mampu menggetarkan musuh hingga tidak ada yang berani menghina Islam atau menyiksa kaum muslimin sebagaimana yang kerap terjadi saat ini. Wallahualam bishawab []
Penulis : Ninis
(Aktivis Muslimah Balikpapan)
Komentar