oleh

Warga Terdampak BBM Rusak, Pemkot Samarinda Tindaklanjuti dengan Bukti Ilmiah

SAMARINDA, Habarnusantara – Hasil kajian ilmiah Pemerintah Kota (Pemkot) Samarinda terhadap kualitas BBM jenis Pertamax membuka fakta baru mengenai pentingnya sistem distribusi dan penyimpanan bahan bakar yang lebih ketat dan terstandar. Penelitian ini dilakukan setelah merebaknya laporan kerusakan kendaraan yang diduga disebabkan oleh kualitas BBM.

Dalam konferensi pers di Balaikota Samarinda, Senin (5/5/2025), Wali Kota Samarinda Andi Harun menekankan bahwa kualitas Pertamax dari beberapa titik pengisian memang memenuhi standar.

Namun, sampel dari kendaraan terdampak justru menunjukkan kualitas yang jauh di bawah standar, mengindikasikan adanya gangguan pasca-distribusi.

Salah satu temuan mencolok adalah nilai RON dari sampel terdampak yang berada di bawah ambang batas Pertamax (RON 92). Bahkan, kandungan timbal, air, aromatik total, dan benzena juga terdeteksi dalam kadar tinggi. Kondisi ini menunjukkan BBM telah mengalami degradasi yang kemungkinan besar terjadi akibat penyimpanan yang tidak sesuai standar atau kontaminasi eksternal.

“BBM bisa rusak karena faktor-faktor seperti paparan matahari, kelembaban, ventilasi buruk, atau bahkan penambahan zat aditif yang tidak terkontrol. Ini masalah sistemik yang harus diperbaiki,” jelas Andi Harun.

Lebih lanjut, analisis menggunakan teknologi SEM-EDX dan FTIR mengonfirmasi adanya kontaminasi logam berat dan pembentukan senyawa polimer yang menyebabkan sumbatan pada sistem injeksi kendaraan.

Pemkot menyatakan bahwa laporan hasil uji ini tidak dimaksudkan untuk mencari pihak yang bersalah, melainkan akan diserahkan kepada pihak kepolisian guna pendalaman lebih lanjut.

Kasus ini memunculkan urgensi untuk menata kembali mekanisme penyimpanan dan distribusi BBM di wilayah Samarinda, demi mencegah kerugian lebih luas bagi konsumen di masa mendatang.

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *