oleh

Dishub Samarinda Siapkan Sistem Transportasi Baru, Uji Coba Segera Dimulai

Samarinda, Habarnusantara.com – Pemerintah Kota Samarinda melalui Dinas Perhubungan (Dishub) semakin mematangkan rencana pengembangan sistem transportasi umum yang lebih efisien.

Dalam rencana ini, Dishub akan menerapkan sistem transportasi berbasis layanan berbayar per kilometer dengan tujuh trayek utama dan enam trayek feeder.

Kepala Dishub Samarinda, Hotmarulitua Manalu, menegaskan bahwa penerapan sistem ini akan dilakukan secara bertahap.

Pada tahap awal, dua trayek utama dan dua trayek feeder akan mulai beroperasi.

“Perencanaan sudah rampung seratus persen, tinggal implementasi di lapangan. Kami berharap sistem ini bisa segera direalisasikan,” kata Manalu, Jumat (7/2/2025).

Selain pengembangan transportasi umum, Dishub juga mengimbau pemilik usaha di kawasan padat kendaraan untuk mengurangi penggunaan kendaraan pribadi.

Mereka disarankan beralih ke layanan transportasi online atau sistem antar-jemput guna mengurangi kepadatan parkir di tepi jalan.

Sebagai bagian dari upaya mengoptimalkan lalu lintas, Dishub Samarinda juga akan menerapkan Sistem Satu Arah (SSA) di beberapa ruas jalan utama.

Sistem ini dianggap sebagai solusi efektif karena kapasitas jalan sudah tidak bisa diperlebar lebih jauh.

Dalam implementasi SSA, pola parkir di beberapa titik akan diatur ulang menggunakan sistem paralel.

Manalu mengingatkan para pemilik usaha untuk tidak meminta juru parkir (jukir) mengarahkan kendaraan secara serong, karena dapat mengurangi kapasitas jalan yang tersedia.

“Sistem parkir serong memang bisa menampung lebih banyak kendaraan, tetapi justru mempersempit ruas jalan dan memperparah kemacetan,” jelasnya.

Sejumlah ruas jalan yang akan mengalami perubahan arus antara lain Jalan Camar, yang nantinya hanya bisa diakses dari Jalan Gatot Subroto (Gatsu).

Kendaraan dari arah Jalan Hasan Basri tidak lagi diperbolehkan masuk ke Jalan Camar dan hanya dapat keluar melalui Jalan Tekukur.

Perubahan serupa juga akan diterapkan di Jalan Abul Hasan.

Kendaraan yang datang dari Jalan KH Khalid tidak lagi diperbolehkan melintas, sementara arus dari Jalan Diponegoro masih bisa mengakses kawasan tersebut.

Menurut Manalu, SSA sebelumnya telah diuji coba saat proyek pengerjaan jalan oleh Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR).

Hasilnya menunjukkan bahwa sistem ini cukup efektif dalam mengurai kemacetan.

“Ketika pelebaran jalan tidak memungkinkan lagi, SSA menjadi solusi strategis untuk mengoptimalkan kapasitas jalan yang ada,” pungkasnya.

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *