Habarnusantara.com, Samarinda – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) menyampaikan bahwa hujan dengan intensitas sedang hingga lebat yang turun beberapa waktu lalu telah menyebabkan banjir di beberapa lokasi di Kota Samarinda, Provinsi Kalimantan Timur. Menurut Kepala BPBD Kota Samarinda Suwarso, Banjir terjadi akibat luapan Sungai Mahakam dan saluran air yang tidak mampu menampung debit air hujan
Selanjutnya, Ia pun menambahkan bahwa Pemerintah Kota Samarinda telah berusaha mempercepat penyelesaian proyek-proyek yang ditujukan untuk menanggulangi banjir di wilayah ibu kota Provinsi Kalimantan Timur. Proyek yang dia maksud meliputi normalisasi drainase, pengerukan sungai, dan penertiban permukiman di daerah bantaran sungai.(Antaranews.com, 2/1/2024)
Kenapa Masih Terjadi?
Persoalan banjir tentulah bukan hal yang baru melainkan sudah sejak lama terjadi hingga sekarang. Seharusnya masalah banjir sudah bisa dituntaskan manakala diurusi dengan tepat, dan serius dari akar penyebab banjir terjadi. Misal salah satunya segera menghentikan proyek yang dapat merusak lingkungan yang pada akhirnya hal itu menjadi cikal bakal terjadinya banjir. Namun nyatanya, berbagai proyek asing hari ini masih terus dibiarkan terkhusus di Kalimantan.
Selanjutnya, terlihat bahwa sistem kapitalisme yang menaungi hari ini, nampak dalam pengelolaan Sumber Daya Alam (SDA) bukan diberikan untuk rakyat, melainkan lebih berpihak kepada swasta alias asing. Memberikan izin pada perusahaan asing mengeruk SDA untuk meraup keuntungan pribadi. Serta tidak memikirkan dampak kerusakan lingkungan dari kegiatan proyek tersebut. Penyalahgunaan lahan hutan yang berfungsi untuk menyerap air justru dipakai untuk membangun perumahan atau perkantoran. Sehingga semakin sedikitnya lahan untuk menyerap air, menjadi salah satu pemicu munculnya banjir ketika hujan turun.
Tak bisa dimungkiri, bahwa dalam sistem kapitalisme akan banyak dijumpai kerusakan alam yang disebabkan bekas proyek asing yang tidak bertanggung jawab dan kejadian itu dibiarkan oleh pihak negara. Karena memang tabiatnya kapitalisme hanya diperuntukkan untuk para pemilik modal besar termasuk para investor asing. Sedangkan permasalahan masyarakat yang justru mengeluarkan biaya nampaknya akan terabaikan.
Sehingga wajar ketika terjadi bencana alam, dan musibah yang menimpa masyarakat belum ditangani dengan optimal. Terbukti dengan solusi-solusi yang diberikan belum mampu menyelesaikan suatu permasalahan negeri, salah satunya bencana banjir yang selalu ada setiap tahunnya bagaikan tamu rutin pada musim penghujan.
Islam Mengatasi Banjir
Hujan merupakan berkah dari Allah Swt. untuk manusia, hewan dan tumbuhan. Adapun berkah itu menjadi musibah adalah akibat ulah tangan manusia sendiri, yang tidak bisa memanfaatkan alam yang telah Allah titipkan dengan benar bahkan menyelisihi syariatnya, maka akibatnya bencana dan musibah pun datang silih berganti.
Dalam sistem Islam, negara yang memakai hukum-hukum Allah sebagai aturan dalam bernegara akan mengatasi permasalahan dari akarnya, sehingga mampu menyelesaikan masalah dengan tuntas. Negara akan mengelola SDA yang merupakan kepemilikan umum dengan tepat tanpa menabrak syariat, pemanfaatannya diberikan untuk seluruh warga negara. Negara tidak akan menjualnya pada investor asing, karena negara sendiri yang akan kelola tanpa merusak lingkungan yang menyebabkan berbagai bencana alam.
Negara juga tidak memakai lahan-lahan yang berfungsi dalam penyerapan air, jika tanah yang ada kurang untuk menampung jumlah air ketika hujan, maka negara akan membuat bendungan-bendungan yang mampu menampung air hujan. Tak lupa sistem penanggulangan sampah juga akan diperhatikan, agar tidak terjadinya penumpukkan sampah yang menimbulkan banjir.
Dalam sistem Islam pun akan membuat aturan tegas terkait kepemilikan lahan dengan memberikan syarat-syarat tertentu ketika individu hendak membangun rumah atau bangunan lainnya diatas tanah. Pun negara akan memberikan sanksi yang tegas pula apabila individu melanggar aturan yang telah ditetapkan negara.
Ketika terjadi bencana alam pun khalifah alias pemimpin dalam Islam akan cepat dan sigap untuk mengerahkan seluruh pasukan yang sudah dipersiapkan untuk mengevakuasi, dan membantu korban. Selain itu negara akan menyediakan tenda, makanan, bantuan kesehatan yang layak kepada korban agar tidak menderita berbagai penyakit. Tak lupa khalifah juga mengirimkan para ulama untuk memberikan nasihat pada korban untuk bersabar atas apa yang mereka alami dan menjadikan sebagai ajang muhasabah yang menimpa mereka, agar tetap bisa meningkatkan ketaqwaan kepada Allah Ta’ala
Setelah itu negara terus mensosialisakan dan menekankan kepada seluruh warga negara untuk menjaga lingkungan yang telah Allah titipkan, dengan menanamkan pada diri mereka menjaga kebersihan merupakan bentuk ketaatan kepada Allah Swt. Dibarengi dengan penjagaan SDA oleh negara dengan baik, dan membuat berbagai kebijakan untuk menangani banjir, serta mencegah segala sesuatu hal yang dapat mendatangkan bencana banjir.
Begitulah sedikit potret detailnya pengaturan dalam sistem Islam, yang mana dalam setiap kebijakannya selalu terikat dengan hukum syarak, sehingga menghasilkan solusi-solusi efisien untuk menyelesaikan permasalahan dengan tuntas. Sebab Islam berasal langsung dari Sang Pencipta alam semesta, tentu yang mengetahui seluk beluk umat manusia. Wallahu’alam Bishawwab.(*)
Oleh: Annisa Putri, S.Pd (Praktisi Pendidikan)
Komentar