HABARNUSANTARA, SAMARINDA – Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang digagas pemerintah pusat diketahui belum berjalan merata di seluruh wilayah Kalimantan Timur. Kondisi ini mendapat perhatian serius dari Ketua Komisi IV DPRD Kaltim, H. Baba, yang meminta pemerintah daerah untuk lebih berhati-hati dalam mengeksekusi program tersebut. Menurutnya, kesiapan teknis dan pengawasan harus menjadi prioritas agar tidak menimbulkan masalah baru.
H. Baba menjelaskan bahwa sejumlah persoalan MBG telah banyak terjadi di daerah lain, terutama di Pulau Jawa. Karena itu, ia menilai Kaltim perlu memetik pelajaran dari berbagai temuan tersebut sebelum memperluas implementasi program secara penuh.
“Banyak temuan masalah MBG itu terjadi di Jawa, khususnya Jawa Barat. Di Kaltim sendiri belum semua wilayah melaksanakan program ini. Karena itu, kita perlu belajar dari pengalaman di sana agar hal serupa tidak terulang,” ujar H. Baba.
Politisi asal Balikpapan ini juga menyoroti aspek teknis yang berkaitan langsung dengan kualitas dan keamanan pangan. Menurutnya, hal-hal sederhana dalam penyajian maupun penyimpanan sering terabaikan, padahal berpotensi menimbulkan risiko bagi kesehatan peserta didik.
Ia memberikan contoh konkret mengenai kesalahan teknis yang sering terjadi dalam penanganan makanan, khususnya makanan pokok seperti nasi yang mudah rusak jika tidak ditangani dengan benar.
“Contoh sederhana, nasi yang baru matang langsung ditutup rapat bisa menimbulkan uap panas dan mempercepat basi. Hal-hal kecil seperti ini perlu jadi perhatian serius,” tegasnya.
Lebih jauh, H. Baba menegaskan bahwa keberhasilan MBG tidak boleh hanya diukur dari tersedianya dapur atau bahan baku. Ia menilai disiplin pengelolaan harian hingga sistem pengawasan yang ketat dan konsisten merupakan komponen utama yang menentukan suksesnya program jangka panjang (Adv).










Komentar